Sluku-sluku Bathok (Sluku-sluku Bathok)
bathoke ela-elo (tempurung kelapa gelang geleng)
si Rama menyang Solo (ayah pergi ke Solo)
leh olehe payung Montha (oleh-olehnya Payung Montha)
mak jenthit lo lo lo bah (mendadak bangkit dan bergerak-gerak)
wong mati ora obah (orang mati tidak bergerak)
yen obah medeni bocah (kalau bergerak menakut-nakuti anak kecil)
Masih ingat tembang jawa diatas yang biasanya kita jadikan dalam permainan Sluku-sluku bathok, permainan ini biasanya dimainkan atau diajarkan untuk anak kecil.
Pertama kali anak kecil disuruh untuk duduk selonjor (meluruskan kedua lutut ke depan. Kemudian kedua tangannya memegang kedua lutut. Tangan kanan memegang lutut kanan dan yang kiri memegang lutut kiri.
Kemudian kedua telapak tangan di maju mundurkan dengan menggosok lutut sampai dengan ujung jari kaki. bersamaan dengan itu dia harus sambil menyanyi atau melantunkan syair-syair di atas. sampai dengan selesai.Permainan ini dimaksudkan untuk memberi hiburan kepada anak kecil agar tidak rewel. ada berbagai variasi dalam permainan ini, tergantung daerahnya masing-masing.Ketika anak sedang menyanyikan syair tersebut biasanya duduk atau berbaring di dekat anak. dia pura-pura meninggal. dan anak berusaha untuk membangunkan orang tuanya yang pura-pura meninggal.Ketika orang tua tidak bangun (anak mengira mati) maka si anak akan merasa sedih. dan setelah lama diam mendadak orang tua bangun dan ini membuat anak terkejut. biasanya anak akan langsung terkekeh-kekeh (tawa khasnya anak kecil).
Budaya yang lahir turun temurun salah
satu contoh adalah tembang atau kekidungan Sluku-sluku Bathok yang
diciptakan oleh para mubaligh tempo dulu era para Wali Songo sebagai
metode dakwah yang diterapkan melalui media kultural, seni dan budaya.
Kalo melihat syair dolanan ini
terlihat sepele namun setelah saya membaca di beberapa situs yang
membahas syair ini memiliki filosofi yang sangat mendalam yang dapat
kita terapkan dan memgamalkannya untuk selalu dekat dengan Sang Maha
Pencipta (Allah SWT).
Sluku-sluku Bathok
bathoke ela-elo
si Rama menyang Solo
leh olehe payung Montha
mak jenthit lo lo lo bah
wong mati ora obah
yen obah medeni bocah
yen urip golekka dhuwit
bathoke ela-elo
si Rama menyang Solo
leh olehe payung Montha
mak jenthit lo lo lo bah
wong mati ora obah
yen obah medeni bocah
yen urip golekka dhuwit
Sluku-sluku bathok : berasal
dari Bahasa Arab : Ghuslu-ghuslu bathnaka, artinya mandikanlah batinmu.
Membersihkan batin dulu sebelum membersihkan badan atau raga. Sebab
lebih mudah membersihkan badan dibandingkan membersihkan batin atau
jiwa.
Bathoke ela-elo : batine La Ilaha Illallah : maksudnya hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah, diwaktu senang apalagi susah, dikala menerima nikmat maupun musibah, sebab setiap persitiwa yang dialami manusia, pasti mengandung hikmah.
Si Rama menyang Solo : siram (mandilah, bersuci) menyang (menuju) Solo (Sholat). Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat. Allah menciptakan Jin dan manusia tidak lain adalah agar supaya menyembah, menghambakan diri kepada-Nya. Menyadari betapa besarnya anugerah dan jasa yang telah diperoleh manusia dan betapa bijaksana Allah dalam segala ketetapan dan pekerjaan-Nya. Kesadaran ini dapat mendorong seorang hamba untuk beribadah kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diterima.
Oleh-olehe payung motha : Lailaha Illalah hayyun mauta : dzikir pada Allah mumpung masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Manusia hidup di alam dunia tidak sekedar memburu kepentingan duniawi saja, tetapi harus seimbang dengan urusan-urusan ukhrowi.
Mak jenthit lolo o bah : kematian itu datangnya tiba-tiba, tak ada yang tahu. Tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat. Sehingga saat kita hidup, kita harus senantiasa bersiap dan waspada. Selalu mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk dibawa mati.
Yen obah medeni bocah : Saat kematian datang, semua sudah terlambat. Kesempatan beramal hilang. Banyak ingin minta dihidupkan tapi Allah tidak mengijinkan. Jika mayat hidup lagi maka bentuknya menakutkan dan mudharat-nya akan lebih besar.
Yen urip golekno dhuwit : Kesempatan terbaik untuk berkarya dan beramal adalah saat ini. Saat masih hidup. Pengin kaya, pengin membantu orang lain, pengin membahagiakan orang tua: sekaranglah saatnya. Ketika uang dan harta benda masih bisa menyumbang bagi tegaknya agama Allah. Sebelum terlambat, sebelum segala pintu kesempatan tertutup.
Bathoke ela-elo : batine La Ilaha Illallah : maksudnya hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah, diwaktu senang apalagi susah, dikala menerima nikmat maupun musibah, sebab setiap persitiwa yang dialami manusia, pasti mengandung hikmah.
Si Rama menyang Solo : siram (mandilah, bersuci) menyang (menuju) Solo (Sholat). Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat. Allah menciptakan Jin dan manusia tidak lain adalah agar supaya menyembah, menghambakan diri kepada-Nya. Menyadari betapa besarnya anugerah dan jasa yang telah diperoleh manusia dan betapa bijaksana Allah dalam segala ketetapan dan pekerjaan-Nya. Kesadaran ini dapat mendorong seorang hamba untuk beribadah kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diterima.
Oleh-olehe payung motha : Lailaha Illalah hayyun mauta : dzikir pada Allah mumpung masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Manusia hidup di alam dunia tidak sekedar memburu kepentingan duniawi saja, tetapi harus seimbang dengan urusan-urusan ukhrowi.
Mak jenthit lolo o bah : kematian itu datangnya tiba-tiba, tak ada yang tahu. Tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat. Sehingga saat kita hidup, kita harus senantiasa bersiap dan waspada. Selalu mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk dibawa mati.
Yen obah medeni bocah : Saat kematian datang, semua sudah terlambat. Kesempatan beramal hilang. Banyak ingin minta dihidupkan tapi Allah tidak mengijinkan. Jika mayat hidup lagi maka bentuknya menakutkan dan mudharat-nya akan lebih besar.
Yen urip golekno dhuwit : Kesempatan terbaik untuk berkarya dan beramal adalah saat ini. Saat masih hidup. Pengin kaya, pengin membantu orang lain, pengin membahagiakan orang tua: sekaranglah saatnya. Ketika uang dan harta benda masih bisa menyumbang bagi tegaknya agama Allah. Sebelum terlambat, sebelum segala pintu kesempatan tertutup.
Sumber:
Ilalangkota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar