YA ALLAH, TUMBUHKANLAH DALAM DIRI DAN HATI KAMI INI, RASA CINTA KEPADA-MU SERTA PARA NABI DAN RASUL-MU......

Senin, 05 September 2011

‘Perjalanan Wisata Hati’ (bagian 1)

Sepenggal hikmah yang saya ambil dalam ‘Perjalanan Wisata Hati’ yang menyenangkan, penuh ketegangan dan semangat yang membara … Disini Saya tidak menceritakan bagaimana alur ceritanya melainkan khusus Mengenai sikap-sikap Raudhatus Syekh KH Hasyim Asy’ari pada masa-masa perjuangan beliau dalam Dakwah Islamiyah Ahlussunnah Wal Jama’ah yang Rahmatan Lil ‘alamiin yang semoga dapat kita ambil manfaatnya…
 
Bagian 1 (Perjuangan Pendirian Pondok Pesantren Tebuireng)
 
-          KH. Hasyim Asyari memiliki kepribadian yang berani mengambil keputusan, asalkan bermanfa’at dan tidak melanggar aturan, meskipun tidak popular, banyak di cemooh teman-temannya dan harus berada di tempat yang penuh resiko sekalipun. Karena beliau mengingat bahwa perjuangan Rasulullah saw lebih dari yang beliau alami.

-          KH. Hasyim Asyari tidak pernah melalui jalan kekerasan dalam dakwahnya. Beliau menyampaikan ajaran Islam dengan cara-cara bil hikmah, lemah lembut, santun. Tradisi dan adat-istiadat tidak beliau hapuskan, agar tidak menyinggung perasaan masyarakat dalam menjalani kehidupan tradisinya yang kuat, melainkan dengan menyusupkan nilai-nilai agama kedalamnya, karena yang utama adalah tujuan dakwah tercapai.

-          Bagi KH. Hasyim Asyari, urusan dunia itu penting, urusan akhirat juga penting. Bukan prinsip ‘sengsara di dunia tapi bahagia di akhirat’ yang beliau pakai, melainkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat lah yang harus dicari secara berimbang. Karena kebaikan di dunia dijadikan sebagai sarana kebaikan di akhirat nanti.

-          KH. Hasyim Asyari adalah orang yang berilmu tinggi, berpengalaman dalam kehidupan, memiliki wawasan jauh kedepan, dapat melihat sebuah permasalahan besar dari berbagai sudut pandang kepentingan, untung rugi dan kemanfaatan bagi umat, serta kepentingan syari’at Islam.
 
-          Selain mengajarkan ilmu-ilmu agama, KH. Hasyim Asyari juga mulai memasukkan pelajaran ilmu-ilmu umum kepada para santrinya. Namun, meskipun demikian KH. Hasyim Asyari sangat memperhatikan pendidikan keagamaan yang mengacu pada kitab-kitab kuning sebagai bacaan utamanya. Ibarat seorang yang berdiri, maka kaki harus berpijak di bumi dengan kokoh, walaupun pikiran yang ada dikepala harus menerawang jauh ke langit.
 
-          KH. Hasyim Asyari  adalah seorang ulama yang sangat terbuka (moderat). Beliau memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada mantan santrinya untuk lebih berkembang, termasuk ketika beberapa mantan santrinya itu menjadi pengikut ulama yang lain untuk belajar ilmu agama lebih mendalam.

-          KH. Hasyim Asyari (Tokoh Besar Organisasi NU) yang memiliki sikap moderat tersebut, bersikap tenang dan bijaksana saat menyikapi suatu “protes” dari santrinya, dikarenakan ada santri KH. Hasyim Asyari yang menjadi pengikut KH. Ahmad Dahlan serta menjadi pimpinan daerah organisasi Muhamadiyah (di Surabaya). Juga ada santri beliau yang ikut kedalam Forum Studi Islam (Forum Intelektual yang cenderung sekuler). Dengan bijak beliau mengatakan agar tidak bersu’udzon kepada oranglain, apalagi oranglain itu adalah saudaranya sesama muslim. Beliau juga memberikan nasihat, agar kita tidak membiasakan merasa diri kita lebih baik daripada oranglain, sebab siapatahu oranglain tersebut lebih baik dan lebih mulia dihadapan Allah SWT daripada diri kita sendiri.

Bersambung kebagian 2…………………………………..^^

1 komentar:

  1. subhanalloh.. sungguh indah dan penuh kekaguman saya membaca torehan pena anty.

    ismy "saddam ibnu hasyim".
    jika berkenan, ADD my facebook "saddamhusin99@yahoo.com".
    jazakillah ya ukhty.
    assalamu'alaikum warohmah.

    BalasHapus