YA ALLAH, TUMBUHKANLAH DALAM DIRI DAN HATI KAMI INI, RASA CINTA KEPADA-MU SERTA PARA NABI DAN RASUL-MU......

Sabtu, 19 Maret 2011

Manfa'at ber-Sholawat

Shalawat adalah bentuk jamak dari kata salat yang berarti doa atau seruan kepada Allah. Membaca shalawat untuk Nabi, memiliki maksud mendoakan atau memohonkan berkah kepada Allah swt untuk Nabi dengan ucapan, pernyataan serta pengharapan, semoga beliau (Nabi) sejahtera (beruntung, tak kurang suatu apapun, keadaannya tetap baik dan sehat).

Salam berarti damai, sejahtera, aman sentosa dan selamat. Jadi saat seorang muslim membaca shalawat untuk Nabi, dimaksudkan mendoakan beliau semoga tetap damai, sejahtera, aman sentosa dan selalu mendapatkan keselamatan.

Nabi saw., bersabda : Barang siapa membaca shalawat untuk ku karena memuliakanku, maka Allah Ta'ala menciptakan dari kalimat (shalawat) itu satu malaikat yang mempunyai dua sayap, yang satu di timur dan satunya lagi di barat. Sedangkan kedua kakinya di bawah bumi sedangkan lehernya memanjang sampai ke Arary. Allah Ta'ala berfirman kepadanya :"Bacalah shalawat untuk hamba-Ku, sebagaimana dia telah membaca shalawat untuk Nabi-Ku. Maka Malaikat pun membaca shalawat untuknya sampai Hari Kiamat."
Mengucap salam kepada Nabi saw., lebih utama dari pada memerdekakan budak. Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. berkata : “Membaca shalawat untuk Nabi itu bisa menghapuskan dosa-dosa, seperti air dingin memadamkan api, dan salam kepada Nabi itu lebih utama dari pada memerdekakan budak”. NAbi saw., bersabda : “Barangsiapa membaca shalawat untuk ku satu kali, maka dia menjadi tidak berdosa walaupun sebesar atom dan biji sawi.”

Telah diriwayatkan dari leluhur umat, pemimpin para wali Syeikh abdul Qadir Al-Jailani, bahwa beliau berkata pada sebagian temannya : “Terimalah sholawat ini dariku, sesungguhnya aku menerimanya melalui ilham dari Allah, kemudian aku kemukakan kepada Nabi saw. Aku ingin menanyakannya pada beliau, maka beliau memberitahu padaku tentang fadhilahnya sebelum aku menanyakannya.

Nabi saw bersabda : ” Sesungguhnya sholawat itu mempunyai keutamaan yang tak terbilang keagungannya. Sholawat ini mengangkat orang yang yang membacanya ke derajat yang mulia dan mengantar mereka meraih cita-cita yang tinggi. Barang siapa membacanya untuk suatu urusan, dia tidak akn kembali dengan tangan hampa (hajatnya dikabulkan) dan tidak akan sirna harapannya, serta tidak ditolak doanya.

Barang siapa membaca sholawat ini walau sekali saja, maka Allah akan memberi ampunan kepadanya.
“Saat ajalnya telah tiba, maka akan hadir disisinya empat malaiikat rahmat ; yang pertama mencegah syaitan darinya, yang kedua membisikan kalimat syahadat, yang ketiga memberinya air dari telaga Al-Kautsar dan keempat memberitahukan kepadanya tentang kedudukannya di surga sambil mengatakan :
“Bergembiralah wahai hamba Allah, lalu hamba itu melihatnya, maka terlihat surga dengan kedua matanya sebelum Ruhnya keluar”.

Dia akan masuk ke dalam kuburnya dengan aman, senang dan gembira, tidak merasakan kesepian dan kesempitan di dalamnya. Akan dibuka untuknya empat puluh pintu rahmat dan empat puluh cahaya.
Saat dibangkitkan pada hari kiamat akan ada malaikat disisi kanannya yang memberi berita gembira, sementara disisi kirinya ada malaikat yang menenangkannya. Tiada kerugian dan penyesalan baginya, dan dia akan dihisap dengan hisap yang ringan. Saat dia melewati jembatan sirath, berkata neraka kepadanya :
“Lewatlah dengan cepat dan selamat wahai hamba yang dibebaskan Allah, sungguh aku dilarang menyentuhmu.”

Kemudian,,,
Secara harfiyah, ucapan “Allahumma Shalli wa Sallim ‘ala Saydina Muhammad” adalah kalimat doa yang memiliki ma’na; Ya Allah, berilah shalawat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad. Bila ditilik secara rasio yang terbatas, kita bisa saja mengatakan, untuk apa kita harus bershalawat kepada Rasulullah dan mendoakan keselamatan untuk beliau? Bukankah beliau adalah semulia-mulianya mahluk pilihan dan telah beroleh jaminan keselamatan dari Allah?

Dalam kitab Tuhfatul Mariid ‘ala Jauharatit Tauhid, Imam Al-Baijuri (Burhanuddin Ibrahim Al-Baijuri) membahas dengan jelas mengenai permasalahan ini. Dalam ulasan beliau tentang masalah ini, beliau menukilkan dua pendapat para ulama seputar permasalahan, apakah shalawat itu memberi arti dan manfaat bagi Nabi?

Pendapat pertama mengatakan, doa apapun akan memberi manfaat bagi Nabi. Alasan bahwa segala kesempurnaan dan kemapanan telah dimiliki Nabi, terbantahkan dengan dalih, bahwa tidak ada kesempurnaan mutlak selain milik Allah yang Maha sempurna. Sehingga sekalipun secara zahir pengetahuan kita bahwa Rasulullah adalah sesemprna-sempurnanya mahluk pilihan Allah, namun bukan alasan untuk tak perlu lagi berbanyak-banyak mengucapkan shalawat bagi kepada beliau. Sebab shalawat yang kita senantiasa kirimkan sebagai wujud pemuliaan serta pengagungan kita kepada Rasulullah, dan manfaatnya akan menambah derajat kemuliaan Rasulullah di sisi Allah SWT.

Pendapat kedua mengatakan, bahwa manfaat dan faidah shalawat semata akan kembali kepada kita, sang pengucap shalawat. Paling tidak, ada beberapa dalil yang menguatkan hal ini;
Pertama, Rasulullah telah mencapai derajat kesempurnaan kemuliaan, kebaikan, dan keselamatan. Ketika kita mendoakan kebaikan untuk beliau, seolah-olah tak ada tempat lagi bagi Rasulullah untuk menempatkan manfaat dari doa kita. Ibarat sebuah wadah yang sudah penuh air, ketika kita tambahkan lagi air ke dalamnya, yang akan terjadi adalah air itu akan meluap.

Posisi Rasulullah dibanding kita manusia biasa, ibarat sebuah wadah sangat besar, terisi penuh oleh air yang sangat bersih, yang terletak di tempat yang sangat tinggi. Sementara kita, ibarat wadah-wadah kecil yang terisi oleh air yang keruh. Ketika kita bershalawat kepada Rasulullah, seolah-olah kita mengisikan air keruh di wadah kita ke dalam wadah Rasulullah. Hasilnya, karena wadah Rasulullah sudah penuh, tak ada tempat lagi untuk menampung air yang kita tambahkan sehingga meluaplah dan kembali kepada kita. Keistimewaannya, air sedikit milik kita yang tadinya keruh, ketika bercampur dan berbaur dengan air jernih milik Rasulullah, ketika meluap dan kembali kepada kita, telah berubah menjadi lebih jernih dari sebelumnya. Seakan-akan, terjadi proses sterilisasi dan penjernihan di sana. Kesimpulannya, semakin banyak kita mengisikan air milik kita ke wadah Rasulullah, akan semakin jernih pula air tersebut meluap kembali kepada kita. Maka shalawat pun demikian adanya. Semakin banyak kita memohonkan shalawat dan keselamatan kepada Rasulullah, semakin banyak pula faidah keselamatan yang akan kita dapatkan.

Dalil kedua tentang kembalinya faidah shalawat kepada sang pengucap shalawat. Dikuatkan oleh hadits Rasulullah, Barang siapa yang mendoakan kebaikan kepada orang lain, maka malaikat akan berucap: “Dan bagimu juga sebagaimana yang engkau doakan untuk saudaramu.” Sehingga, semakin banyak kita bershalawat kepada Rasulullah dan memohon keselamatan untuk beliau, semakin banyak pula malaikat mendoakan untuk kita sebagaimana yang kita mohonkan kepada Allah untuk Rasulullah.

Dan bila ditambah dengan menyimak kembali hadits-hadits tentang fadhilah dan keutamaan shalawat kepada Rasulullah, insya Allah kita akan terpacu untuk semakin rajin mengirimkan shalawat dan salam kepada Rasulullah, Sang Junjungan. Sebab, semua bentuk faidah dan manfaat Shalawat itu akan kembali kepada kita. Mungkin kita tak bisa langsung merasakannya di dunia. Namun janji Allah tentang balasan di akhirat, itu pasti adanya.

By : Berbagai Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar