YA ALLAH, TUMBUHKANLAH DALAM DIRI DAN HATI KAMI INI, RASA CINTA KEPADA-MU SERTA PARA NABI DAN RASUL-MU......

Sabtu, 21 Mei 2011

Hakikat Do'a

Hakikat doa adalah penuntun kita melakukan perubahan diri selama menjalani hidup. Karena hidup senantiasa bergerak penuh tantangan dalam rangka pemenuhan aneka kebutuhan. Hal inilah saat dimana Allah benar-benar menguji mana hamba-Nya yang tetap pada fitrah dan mana yang tidak. Kekuatan seseorang dalam mengubah dirinya itu jelas merupakan salah satu faktor kunci kesuksesan memburu pertolongan Allah .

Siapapun yang ingin doanya dikabulkan oleh Allah, hendaknya ia berusaha mengubah dirinya sendiri. “Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tidak mengubah dirimu dari kebiasaanmu ?” Demikian tukas Ibnu Athaillah di dalam kitabnya al Hikam. Kita telah banyak meminta, banyak berharap kepada Allah, dan saking sibuknya meminta, terkadang membuat kita tidak sempat lagi mengintrospeksi diri kita sendiri. Padahal, kalau kita meminta dan selalu memperbaiki diri, Allah akan memberi apa yang kita minta karena sebetulnya doa itu adalah pengiring agar kita bisa merubah diri kita. Jika kita tidak pernah mau merubah diri kita menjadi lebih baik maka janganlah berharap doa kita akan dikabulkan Allah. Perubahan diri inilah sebenarnya yang harus kita camkan dalam diri ketika kita punya keinginan. Oleh karena itu, pikirkan secara baik dan benar apa yang harus kita ubah melalui diri kita ini.

Banyak orang yang telah berpuluh tahun hidup dengan harta berlimpah, uang selalu tersedia, pujian dan penghargaan terus berdatangan, namun hidup mereka terasa hampa. Mengapa demikian? Mungkin karena mereka tidak mendapatkannya melalui berdoa. Akibatnya, nikmat tersebut tidak dirasakan sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada mereka.

Dalam hal ini, penting kita memperhatikan apa yang dinyatakan Ibnu Athaillah : “Tujuan utama berdoa bukanlah meminta, melainkan mengetahui adab dan tata krama seseorang terhadap Tuhan.” Inilah sebenarnya yang kita butuhkan. jadi, doa hendaknya menjadikan kita makin dekat dengan Allah. Dengan doa yang demikian akhlak seseorang pun akan semakin baik. Lalu, bagaimana dengan kebutuhan duniawi? Percayalah, Gusti Allah iku ora sare. Allah tidak pernah tidur!.

Di dalam Al Quran, tepatnya surah Al Baqarah : 186 Allah telah berfirman : ”Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu, wahai Muhammad, tentang Aku, jawablah : Aku adalah dekat. Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berada kepada-Ku. Hendaklah ia memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah ia beriman kepada-Ku agar ia selalu berada di dalam kebenaran.”

Tak bisa dimungkiri, kita seringkali kurang tepat memahami dan menempatkan doa, yakni semata menggunakannya sebagai ajang pelarian dari persoalan-persoalan hidup yang kita hadapi. Meskipun demikian, persepsi seperti ini sebenarnya tidak terlalu salah dan masih lebih baik dibanding kita berputus asa dari rahmat Allah lalu meminta pertolongan kepada yang selainNya. Oleh karena itu, hendaknya selalu diingat firman Allah :“Janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah” (QS. Az Zumar : 58).

Kalau kita renungkan lebih jauh, doa yang kita panjatkan kepada Allah itu sejatinya adalah upaya kita mendekatkan diri kepada-Nya sebagai konsekuensi iman kita terhadap-Nya. Doa itu sendiri tidak bisa dimungkiri adalah pengungkapan penghambaan kita kepadaNya. Doa juga bisa dimaknai sebagai pengungkapan kesadaran seseorang akan kelemahan, pengharapan, dan kecintaan darinya kepada Tuhannya.

Sungguh, doa adalah bukti penghambaan dan pengabdian kita kepada Allah yang Maha Kuasa. Maka, kurang tepatlah bila ada anggapan bahwa karena doa kitalah Allah memenuhi permintaan kita. Sebab, dengan demikian, berarti Allah itu tunduk pada perintah makhluk-Nya. Padahal, faktanya kita semua lemah dan butuh pertolongan Allah.

Allah SWT. Memberikan jaminan bahwa setiap permohonan (doa) hamba-Nya akan dikabulkan. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Berdoalah kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya.” Ayat ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa setiap persoalan hidup pasti ada jalan keluarnya, dan salah satu jalan keluar dari berbagai persoalan hidup adalah melalui doa.

Sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibn Husain kiranya patut kita renungkan isinya tentang firman Allah SWT, yang berbunyi : “Tidakkah hanya Aku tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dari-Ku? Aku pula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap. Andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, Mintalah kepada-Ku! Aku pun lalu memberikan kepada masing-masing, pikiran apa yang terpikir oleh semuanya. Dan semua yang Kuberikan itu tidak akan mengurangi kekayaan-Ku, meskipun sebesar debu.”

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Doa adalah ibadah" (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud, dari Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhu). Dan sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam, "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dihadapan Allah daripada do'a" (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim, dari Abu Hurairah rhadiyallahu 'anhu). RAsulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Berdo'alah kalian kepada Allah dengan hati yang yakin akan dikabulkannya do'a, karena Allah tidak akan mengabulkan do'a dari hati yang lalai dan tidak bersungguh-sungguh" (HR. Tirmidzi, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu). Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Allah azza wa jalla berfirman, 'Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku akan menyertainya jika ia mengingat-Ku'" (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Asy-Syaukani rahimahullah mengatakan, "Hadits ini mengandung dorongan dari Allah subhanahu wa ta'ala bagi hamba-hamba-Nya untuk berbaik sangka, dan bahwa Dia akam memperlakukan mereka sesuai dengan persangkaan mereka itu. Jadi, barangsiapa berbaik sangka kepada-Nya, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan melimpahkan baginya kebaikan-kebaikan-Nya, mencurahkan karunia-karunia-Nya, dan menaburkan kemuliaan dan pemberian-Nya. Dan barangsiapa berburuk sangka keada-Nya, maka tentu Dia tidak akan berlaku demikian" (Tuhfat adz-Dzaakarin).

Pilihan terbaik bagi kita, terutama umat Islam, adalah : selalu berdoa kepada Allah atas apa yang menjadi hajat hidup kita sambil terus menerus memperbaiki diri kita. Berdoalah kemudian perbaiki diri! Allah Maha Mendengar, maka Allah SWT akan lebih tahu kapan tepatnya do'a yang kita panjatkan Ia izinkan untuk kita dapatkan. ^__^
Wallahu a'lam...
(Monggo tambahannya...)

dikutip dari : 
Berbagai web di dunia maya..........
(Buku : Ajaklah Hatimu Bicara, Muhammad Alain Yanto, Pustaka Pesantren, 2007)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar