Pencipta lambang negara Republik Indonesia Burung Garuda adalah
Sultan Hamid II (Sultan Syarif Abdul Hamid Alkadrie). Namun, nama bekas
Menteri Negara RIS ini ditenggelamkan pemerintah Sukarno karena
dikaitkan dengan pemberontakan Westerling yang sampai dengan sekarang
tidak pernah terbukti secara yuridis. Di hari peringatan ke-60
Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2005 yang lalu pihak keluarga
Sultan Hamid II sempat meminta pemerintah tidak melupakan jasa tokoh
dari Kalimantan Barat tersebut, akan tetapi sampai sekarang sejarah itu
tetap disembunyikan pemerintah saat ini.
Pedoman sikap bermasyarakat yang dilandasi paham Ahlussunnah Wal Jama'ah, yakni Tawasuth (moderat), Tasamuh (toleran), Tawazun (serasi dan seimbang), I’tidal (adil dan tegas).
Rabu, 29 Februari 2012
Imam Ghazali membagi cinta dalam 4 macam (dalam kitab Ihya’ Ulumuddin)
Pertama,
cinta kepada orang lain karena motivasi terhadap diri orang tersebut. Ini mungkin terjadi. Seseorang akan merasa nikmat manakala memandang, mengenal, dan menyaksikan budi pekerti orang yang dicintainya. Rasa senang itu dikarenakan ia menilainya baik. Sesuatu yang indah terasa nikmat bagi siapa saja yang dapat menangkap keindahannya dan seluruh kenikmatan yang disukai. Kenikmatan itu sendiri bergantung penilaian baik, sementara penilaian baik bergantung pada perjumpaan dan kecocokan watak. Hal yang dianggap baik itu misalnya berupa sifat lahiriah seperti cantik dan tampan. Adapun sifat batiniah misalnya karena ia cerdas, suka bercanda, dan akhlaknya baik.
cinta kepada orang lain karena motivasi terhadap diri orang tersebut. Ini mungkin terjadi. Seseorang akan merasa nikmat manakala memandang, mengenal, dan menyaksikan budi pekerti orang yang dicintainya. Rasa senang itu dikarenakan ia menilainya baik. Sesuatu yang indah terasa nikmat bagi siapa saja yang dapat menangkap keindahannya dan seluruh kenikmatan yang disukai. Kenikmatan itu sendiri bergantung penilaian baik, sementara penilaian baik bergantung pada perjumpaan dan kecocokan watak. Hal yang dianggap baik itu misalnya berupa sifat lahiriah seperti cantik dan tampan. Adapun sifat batiniah misalnya karena ia cerdas, suka bercanda, dan akhlaknya baik.
Khadijah bintu Khuwailid (Wafat 3 H)
Khadijah
binti Khuwaild adalah sebaik-baik wanita ahli surga. Ini sebagaimana
sabda Rasulullah, “Sebaik-baik wanita ahli surga adalah Maryam binti
Imran dan Khadijah binti Khuwailid.” Khadijah adalah wanita pertama yang
hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan
keturunan bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., menjadi wanita
pertama yang menjadi Ummahatul Mukminin, serta turut merasakan berbagai
kesusahan pada fase awal jihad pcnyebaran agarna Allah kepada seluruh
umat manusia.
Zainab binti Khuzaimah (Wafat 1 H)
Nasab dan Masa Pertumbuhannya
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah.
Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin.
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah.
Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin.
‘Aisyah Binti Abu Bakar (Wafat 57 H)
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membuka
lembaran kehidupan rumah tangganya dengan Aisyah yang telah banyak
dikenal. Aisyah laksana lautan luas dalam kedalaman ilmu dan takwa. Di
kalangan wanita, dialah sosok yang banyak menghafal hadits-hadits Nabi,
dan di antara istri-istri Nabi, dia memiliki keistimewaan yang tidak
dimiliki istri Nabi yang lain. Ayahnya adalah sahabat dekat Rasulullah
yang menemani beliau hijrah. Berbeda dengan istri Nabi yang lain, kedua
orang tua Aisyah melakukan hijrah bersama Rasulullah.
Ketika wahyu datang kepada Rasulullah, Jibril membawa kabar bahwa Aisyah adalah istrinya di dunia dan akhirat, sebagaimana diterangkan di dalam hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah :‘Jibril datang membawa gambarnya pada sepotong sutera hijau kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam., lalu berkata, ini adalah istrimu di dunia dan akhirat.” Dialah yang menjadi sebab atas turunnya firman Allah yang menerangkan kesuciannya dan membebaskannya dari fitnah orang-orang munafik.
Ketika wahyu datang kepada Rasulullah, Jibril membawa kabar bahwa Aisyah adalah istrinya di dunia dan akhirat, sebagaimana diterangkan di dalam hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah :‘Jibril datang membawa gambarnya pada sepotong sutera hijau kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam., lalu berkata, ini adalah istrimu di dunia dan akhirat.” Dialah yang menjadi sebab atas turunnya firman Allah yang menerangkan kesuciannya dan membebaskannya dari fitnah orang-orang munafik.
Maimunah Binti Harits al-Hilaliyah (Wafat 50 H)
Maimunah binti al-Harits al-Hilaliyah adalah
istri Nabi yang sangat mencintai beliau dengan tulus selama mengarungi
bahtera numah tangga bersama. Dialah satu-satunya wanita yang dengan
ikhlas menyerahkan dirinya kepada kepada Rasulullah ketika keluarganya
hidup dalam kebiasaan jahiliyah. Allah telah menurunkan ayat yang
berhubungan dengan dirinya :
“.. dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukminin…” (QS. Al-Ahzab:50)
“.. dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukminin…” (QS. Al-Ahzab:50)
Hafshah Binti Umar (Wafat 45 H)
Hafshah binti Umar bin Khaththab adalah putri seorang laki-laki yang
terbaik dan mengetahui hak-hak Allah dan kaum muslimin. Umar bin
Khaththab adalah seorang penguasa yang adil dan memiliki hati yang
sangat khusyuk. Pernikahan Rasulullah . dengan Hafshah merupakan bukti
cinta kasih beliau kepada mukminah yang telah menjanda setelah
ditinggalkan suaminya, Khunais bin Hudzafah as-Sahami, yang berjihad di
jalan Allah, pernah berhijrah ke Habasyah, kemudian ke Madinah, dan
gugur dalam Perang Badar. Setelah suami anaknya meninggal, dengan
perasaan sedih, Umar menghadap Rasulullah untuk mengabarkan nasib
anaknya yang menjanda. Ketika itu Hafshah berusia delapan belas tahun.
Mendengar penuturan Umar, Rasulullah memberinya kabar gembira dengan
mengatakan bahwa beliau bersedia menikahi Hafshah.
Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (Wafat 56 H)
Telah kita ketahui bahwa setiap istri Nabi itu
memiliki suatu kelebihan. Demikian juga halnya dengan Juwairiyah yang
telah membawa berkah besar bagi kaumnya, Banil-Musthaliq. Bagaimana
tidak, setelah dia memeluk Islam, Banil-Musthaliq mengikrarkan diri
menjadi pengikut Nabi. Hal ini pernah diungkapkan Aisyah, “Aku tidak
mengetahui jika ada seorang wanita yang lebih banyak berkahnya terhadap
kaumnya daripada Juwairiyah.”
Juwairiyah adalah putri seorang pemimpin Banil-Musthaliq yang bernama al-Harits bin Abi Dhiraar yang sangat memusuhi Islam. Rasulullah memerangi mereka sehingga banyak kalangan mereka yang terbunuh dan wanita-wanitanya menjadi tawanan perang. Di antara tawanan tersebut terdapat Juwairiyah yang kemudian memeluk Islam, dan keislamannya itu merupakan awal kebaikan bagi kaumnya.
Juwairiyah adalah putri seorang pemimpin Banil-Musthaliq yang bernama al-Harits bin Abi Dhiraar yang sangat memusuhi Islam. Rasulullah memerangi mereka sehingga banyak kalangan mereka yang terbunuh dan wanita-wanitanya menjadi tawanan perang. Di antara tawanan tersebut terdapat Juwairiyah yang kemudian memeluk Islam, dan keislamannya itu merupakan awal kebaikan bagi kaumnya.
Mariyah al-Qibtiyah (Wafat 16 H)
Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh
Muqauqis, penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah
dimerdekakan lalu dinikahi oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra
bernama Ibrahim. Sepeninggal Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar
kemudian Umar dan meninggal pada masa kekhalifahan Umar.
Seperti halnya Sayyidah Raihanah binti Zaid, Mariyah al-Qibtiyah adalah
budak Rasulullah yang kemudian beliau bebaskan dan beliau nikahi.
Rasulullah memperlakukan Mariyah sebagaimana beliau memperlakukan
istri-istri beliau yang lainnya. Abu Bakar dan Umar pun memperlakukan
Mariyah layaknya seorang Ummul-Mukminin. Dia adalah istri Rasulullah
satu-satunya yang melahirkan seorang putra, Ibrahirn, setelah Khadijah.
Saudah binti Zam`ah (Wafat 54 H)
Walaupun Saudah binti Zum’ah tidak terlalu
populer dibandingkan dengan istri Rasulullah lainnya, dia tetap termasuk
wanita yang memiliki martabat yang mulia dan kedudukan yang tinggi di
sisi Allah dan Rasul-Nya. Dia telah ikut berjihad di jalan Allah dan
termasuk wanita yang pertama kali hijrah ke Madinah. Perjalanan hidupnya
penuh dengan teladan yang baik, terutama bagi wanita-wanita sesudahnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalm menikahinya bukan semata-mata
karena harta dan kecantikannya, karena memang dia tidak tergolong wanita
cantik dan kaya. Yang dilihat Rasulullab adalah semangat jihadnya di
jalan Allah, kecerdasan otaknya, perjalanan hidupnya yang senantiasa
baik, keimanan, serta keikhlasannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Ummu Habibah binti Abu Sufyan (Wafat 44 H)
Dalam perjalanan hidupnya, Ummu Habibah banyak
mengalami penderitaan dan cobaan yang berat. Setelah memeluk Islam, dia
bersama suaminya hijrah ke Habasyah. Di sana, ternyata suaminya murtad
dari agama Islam dan beralih memeluk Nasrani. Suaminya kecanduan minuman
keras, dan meninggal tidak dalam agama Islam. Dalam kesunyian hidupnya,
Ummu Habibah selalu diliputi kesedihan dan kebimbangan karena dia tidak
dapat berkumpul dengan keluarganya sendiri di Mekah maupun keluarga
suaminya karena mereka sudah menjauhkannya. Apakah dia harus tinggal dan
hidup di negeri asing sampai wafat?
Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian kuat, cantik, dan menawan, serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam menghadapi cobaan, lebih-lebih setelah berpisah dengan suami dan anak-anaknya. Berkat kematangan berpikir dan ketepatan dalam mengambil keputusan, dia mendapatkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Di dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang banyaknya sikap mulia dan peristiwa penting darinya yang dapat diteladani kaum muslimin, baik sikapnya sebagai istri yang selalu menjaga kehormatan keluarga maupun sebagai pejuang di jalan Allah.
Selasa, 07 Februari 2012
Pelangi
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling taqwa (QS 49:13).
Kombinasi proses pembiasan dan pemantulan cahaya matahari oleh
butir-butir air hujan menghasilkan pelangi yang indah melengkung di
langit. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu adalah warna
lengkapnya yang mengungkapkan hakikat warna cahaya matahari. Keragaman
warnanya hanya ditampakkan untuk menunjukkan keindahan.
Sabtu, 04 Februari 2012
Kisah Baginda Nabi Muhammad Membelah Bulan
Mungkin bisa menjadi
pelajaran bagi kita semua...
Bismillahirrahmanirrahim
Dalam
Rangka Memperingati Maulid Nabi Yuuk Kita Menapak Tilas Sejarah Beliau
semoga saja bermanfaat Insya Allah Aamiin Wassalam.
Terlampir
adalah foto bulan dari koleksi NASA. Semoga hal itu akan semakin
menyempurnakan keyakinan kita terhadap kekuasan Allah (swt) dan
kerasulan nabi Muhammad (saw).
Jumat, 03 Februari 2012
Detik-Detik Rasulullah menjelang sakaratul Maut
Ada sebuah kisah
tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya.
Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan
mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata
memberikan petuah:
“Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan
Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalahkepada-Nya.
Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur’an. Barang siapa
mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak
orang-orang yang
mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku”.
Langganan:
Postingan (Atom)